Oleh Aldy Wira Bakti kader HMI Bahasa SA
HMI bukan organisasi politik, HMI adalah organisasi perkaderan yang berstatus sebagai organisasi mahasiswa yang bersifat independen dan berorientasikan islam yang melakukan perkaderan. Dimana seluruh aktivitas yang dilakukan pada dasarnya merupakan proses kaderisasi, sehingga HMI berfungsi dan hanya selalu membentuk kader- kader muslim intelektual yang profesional guna mewujudkan tujuan HMI yaitu Terbinannya Insan Akademis, Pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat Adil Makmur yang diridhoi Allah SWT.
Sesuai
dengan sifatnya yang independen (independensi etis dan independensi
organisatoris) maka dari itu HMI harus selalu berpihak pada kebenaran (hanief). Maka dari itu kiprah setiap individu dan dinamika organisasi dalam
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara mempunyai pola pikir, pola sikap, dan pola
tindak tidak terikat dan tidak mengikatkan diri secara organisatoris dengan kepentingan
apapun dan organisasi mana pun, segala
sesuatu tidak didasarkan atas kehendak atau paksaan pihak lain. Francis Fukuyama dalam bukunya “Identitas” mengatakan
yang namanya identitas kemanapun akan selalu melekat pada diri setiap individu,
artinya ketika seorang individu dalam HMI dikukuhkan sebagai anggota HMI maka
dimanapun, kapanpun dan dalam keadaan apapun identitasnya sebagai kader HMI
akan selalu melekat pada dirinya.
Hari ini
kita semua melihat dan menyaksikan dengan mata kepala kita sendiri dimana
independensi HMI “diperkosa” dan telah terjadi praktek eksploitasi serta
jual menjual kepala kader yang dilakukan oleh segelintir manusia yang berstatus
sebagai fungsionaris HMI Cabang Semarang. Dalam Diskusi Publik yang diadakan oleh
senat mahasiswa fakultas hukum unissula dengan salah satu kader partai lengkap
dengan baju partainya, memframing satu figur yaitu Eric Thohir pada tanggal 9
Oktober 2023 bertempat di Noms Kopi Genuk. Dimana peserta dalam diskusi tersebut
mayoritas adalah kader HMI culikan. Kenapa disebut culikan? Karena beberapa
kesaksian langsung dari peserta Diskusi Publik tersebut mereka dihubungi secara
tiba-tiba diminta untuk datang tanpa tahu agenda apa yang sedang berlangsung.
Selain daripada itu, banyak media yang meliput Diskusi Publik tersebut.
Fungsionaris
cabang terlalu mengikuti birahinya untuk
berkomentar terkait potensi Erick Tohir
menjadi penentu kemenangan dan secara tidak langsung mendukung penuh serta Partai Amanat Nasional (PAN) dalam
kontestasi politik di 2024. Padahal ada sejumlah ketimpangan
sosial terjadi yang seharusnya di
respon dengan tegas sebagai manifestasi tujuan organisasi. Bagi saya, mereka telah
menegasikan terwujudnya manusia yang adil dan makmur lalu meruntuhkan
indenpendensi organisasi dengan melakukan hubungan gelap dengan partai politik.
Oleh karena
itu saya merasa perlu kita sama-sama menyelamatkan organisasi tercinta ini dari
tindakan yang mencederai kesucian organisasi. Apalagi sampai menjual ideologi
organisasi dengan materi(uang) untuk memenuhi kebutuhan perut. Praktek-praktek
seperti ini jangan sampai di normalisasi sehingga menjadi budaya yang membias
di kalangan kader HMI. Menurut saya pribadi,
fungsionaris cabang seharusnya sadar dan tau diri menjadi contoh bagi
kader HMI, bukan malah menjadi aktor yang
mencabuli organisasi bahkan sampai menjarah kader untuk menghadiri acara
tersebut. Kemungkinan degradasinya HMI Cabang Semarang
karna pola asuh yang melenceng jauh dari nilai-nilai organisasi akibatnya
tumbuh kader yang pragmatis maupun hedonis yang menuhankan materialis seperti yang
di lakukan oleh segelintir orang di acara tersebut. Sudah sepantasnya mereka
yang terlibat aktif menjadi aktor di acara tersebut melakukan pelurusan niat
sekali lagi seperti yang di lakukan di basic training agar supaya tidak
melenceng dari jalur organisasi.
HMI cabang
semarang mengalami keterbelakangan dan saya anggap sebagai cabang yang primitive
secara pikiran dan tindakan serta sudah tertidur pulas dalam menjalani periode
kepengurusan. Ada ketumpulan di alam ide dan nuraninya yang tidak mampu
merespon isu sosial yang marak terjadi hari ini di lokal maupun nasional sebagai
wujud nyata tujuan HMI. Setiap kegiatan
HMI pengurus cabang mulutnya tidak pernah bosan sampai berbusa berbohong di hadapan
kader HMI mengenai pengkaderan serta masa depan HMI yang begitu gemilang,
padahal kontradiktif dengan kondisi realitasnya.
Besar
harapan saya semoga pengurus cabang yang terlibat aktif dalam tindakan jahanam
tersebut bisa segera tobat dan mampu mengklarifikasi serta meminta maaf secara
terbuka di hadapan kader himpunan sebagai pengakuan atas dosa yang telah
dilakukan.