Ditulis Oleh Andika, Kader Komisariat Hasim Asy'ari (Pengurus LAPMI)
Gerakan Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara adalah gerakan sampah yang dilandasi dengan issu titipan oleh pusat. Akan tetapi hal gerakan jualan ini direspon baik oleh pihak HMI Cabang Semarang.
Gerakan ini saya duga kuat, adalah gerakan titipan, bisa dikatakan sebagai gerakan jual kepala. Operasi gerakan ini sifatnya sama, dari segi desain issu dan diusahakan nama gerakannya sama, issu besarnya yakni "mafia tanah". Output dari gerakan ini ialah sampai diangkat di media, media mana lagi yang meraka mau beli? Supaya meliput gerakan aliansi sampah itu, jangan heran ketika citra buruk yang dicap oleh orang luar terhadap kelompok, karena pada dasarnya yang merusak itu adalah orang di dalam itu sendiri.
Yang terlibat digerakan itu adalah manusia-manusia yang sok suci di dalam forum formal perkaderan. Tidak jarang mereka mengisi forum dan menanamkan doktrin se-ideal mungkin, maka sekarang perlu kita ragukan dengan sepenuh hati kepada para mereka itu, kenapa tidak? Toh mereka memberikan contoh yang tidak baik, sejak kapan gerakan itu orientasinya materi? Mana gerakan moral itu sobat? Mana gerakan intelektual itu sobat? Mana yang kalian tanamkan di forum training itu sobat? Mana itu semua?.
Ternyata itu semua setumpuk sampah busuk, mereka menipu para calon kader. Para kader mereka tipu dengan menanamkan se-ideal mungkin, apakah gerakan aliansi itu output dari materi sejarah perjuangan HMI? Apakah itu output materi mission? Apakah itu output materi Nilai-nilai Dasar Perjuangan? Apakah itu output dari materi konstitusi yang mengatakan bahwa keberpihakan HMI terhadap kaum mustad'afin? Apakah itu output dari materi Kepemimpinan Manajemen Organisasi? Apakah itu? Kenapa mereka tidak mau menggunakan nama HMI dalam gerakan ini? Kenapa nama aliansinya sama dengan daerah lain? Itu semua kenapa?
Ketua cabang dan sekum cabang harus mengklarifikasi dan bertanggung jawab atas surat yang mereka keluarkan. Ini perkara serius, ini perkara citra lembaga dan independensi kelembagaan. Sejak kapan gerakan instan seperti ini, apa lagi gerakan menumpas mafia tanah di Indonesia, apakah sekejap itu kajiannya? Mana output dari bacaan yang katanya kritis? Katanya kritis tapi kok konsolnya kaya orang yang kebelet Buang Air Besar (BAB), maksudnya hanya sekejap, tidak ada pembacaan situasi dan kondisi, tidak ada eksperimen, tidak ada kajian issu yang komprehensif.
Mereka memakai HMI Cabang Semarang untuk mengumpulkan massa, artinya hmi cabang semarang sebagai alat, kenapa alat? Karena surat yang dikeluarkan itu memakai kop HMI Cabang Semarang, artinya HMI Cabang Semarang nyata sebagai alat untuk kepentingan segelintir manusia haram sejarah itu.
Apakah itu yang di ajarkan oleh leluhur hmi?
Ke-UMAT-an, Ke-BANGSA-an, Ke-MAHASISWA-an, saya rasa tidak, itu hanya menjadi bualan semata para pemateri yang tidak bisa membaca kondisi objektif. Obrolan tiga rangkaian orientasi gerakan HMI itu hanya menjadi alat bualan yang tidak dipraktekan oleh mereka sendiri, mereka mau praktek, asal anggarannya jelas, artinya gerakan pun mereka nominalkan.
Untuk apa itu semua? Ya untuk isi lambung mereka yang sensitif akan lapar. Artinya mereka sudah keterlaluan laparnya, hal yang wajarlah alamiah, "lapar tidak bisa di pending-pending seperti konfercab", maka kalau lapar ya, haruslah cari makan. Mereka sadar akan lapar, maka akan ada gerak cari makan, hal yang wajar lah, artinya mereka cukup sadar akan lapar. Ini bukan hanya kesadaran naif akan lapar, tapi kesadaran merekalah melahirkan gerakan itu untuk mencari makan. Atau pun mungkin keinginan mereka yang seperti itu, ya palingan untuk gaya hidup mereka, bagi-bagi per-kepala. Hahahaha
Salam jual otak!!!
Salam pergerakan!!!