Oleh Billy Al Sabil
Tulisan ini berangkat dari latar belakang saya, yang merasa diri sebagai anggota Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Semarang yang pernah ikut basic training. Saya mengikuti basic training karena ingin menambah wawasan serta menggali teori-teori keorganisasian sebagai modal dalam menjalankan roda organisasi, niat awalnya begitu.
Akhir-akhir ini ada kabar buruk yang mencoreng nama baik organisasi yang kita jaga dan rawat ini. Saya rasa setiap orang yang pernah berkadar di HMI Cabang Semarang pun akan sakit hati ketika mendengar kabar bahwa HMI Cabang Semarang dijual atas kepentingan orang-orang yang menjabat di struktural tingkat cabang. Kenapa tidak? Kabar itu mengingatkan kebesaran nama baik HMI yang di dicoreng oleh pengurus HMI Cabang Semarang di bawah kepemimpinan saudara rosyid. Ijin kakanda dan ayunda yang terhormat, yang mengklaim dirinya seng paling ber-HMI, lihatlah dan buka lah telinga dan mata kalian untuk melihat apa yang di lakukan oleh pengurus hmi cabang semarang hari ini.
Saya merasa diri sebagai anggota HMI Cabang Semarang, kurang tahu dengan anggota yang lainnya, jikalau pun memang kader yang lainnya tidak merasa bahwa mereka dijual oleh pengurus cabang, maka saya bisa katakan mereka sudah keterlaluan apatisnya. Mana yang selama ini seng paling ber HMI, seng paling mengklaim dirinya di forum-forum training paling ber-HMI. Bahkan mereka sendiri yang merasa diri sebagai guru di HMI cabang semarang (anggota personalia BPL) ada yang ikut di barisan gerakan transaksional tersebut.
Maka bagi kader yang sadar di tataran korkom maupun komisariat, boikot lah mereka yang mendoktrin kalian untuk se ideal mungkin, namun di belakang mereka memiliki perlakuan busuk, bahkan jauh dari nilai yang di ajarkan oleh HMI. Tandai lah nama-nama mereka, supaya tidak lagi sok paling idealis di forum training. Apa yang mereka sampaikan belum tentu mereka praktekkan sendiri, maka himbauan saya terhadap kader HMI Cabang Semarang, dan terkhusus ketua komisariat, tandai lah nama mereka, apakah kalian sudi, kader-kader kalian di isi oleh guru yang cacat secara moral dan tidak tertib secara keorganisasian, bahkan yang menjual kepala kita semua sebagai anggota HMI Cabang Semarang.
Tanggal 10 juli 2023 Pengurus HMI Cabang Semarang mengeluarkan surat bernomor 173/SEK/12/1444 perihal terkait konsolidasi membahas situasi nasional. Saya sebagai anggota HMI Cabang Semarang kaget dengan apa yang dilakukan oleh pengurus cabang, sebab konsolidasi tersebut tidak ada diskusi-diskusi intens jauh hari untuk membahas issu-issu yang memang berkembang hari ini. Sebenarnya banyak isu yang harus dibahas oleh pengurus cabang, seharusnya, kalaupun itu serius. Semacam ada keanehan, tiba-tiba konsolidasi, sedangkan tidak ada agenda pra konsolidasi, yakni kajian yang komprehensif, bisa di katakan konsolidasi tersebut hanya sekejap sudah sepatutnya kita curigai.
Berangkat dari informasi gerakan ini diduga kuat ditunggangi oleh kelompok tertentu. Sebab komunikasi isu pesanan itu jauh-jauh hari sudah di dengar oleh segelintir anggota HMI Cabang Semarang. Namun banyak yang menolak terkait wacana untuk membangun gerakan tersebut, karena mereka sadar otaknya tidak mau di jual, sebab output gerakannya ialah nominal dan transaksi.
Boleh saja mereka yang menjadi inisiator gerakan tersebut melakukan pembenaran atas nama aliansi yang sifatnya sama dengan daerah lain yakni, bukan atas nama HMI Cabang Semarang, yakni, "aliansi mahasiswa islam nusantara" sebenarnya boleh-boleh saja. Namun mengumpulkan massa menggunakan HMI Cabang Semarang sebagai alatnya itu yang menjadi masalah. Menjadi pertanyaannya ialah, kenapa mereka tidak menggunakan atas nama HMI cabang semarang?, Sedangkan yang ikut dalam gerakan itu ialah anggota HMI Cabang Semarang yang dikoordinasikan langsung oleh pengurus HMI cabang semarang.
Di sisi lain sekretaris umum yang mengeluarkan surat pun harus tahu dan sadar, jujur saja, sebenarnya surat yang dikeluarkan pun itu salah, dalam hal tata cara penulisannya. Sebab tidak sesuai dengan pedoman kesekretariatan kesepakatan kongres HMI yang ke-31 di Kota Surabaya, kalau tidak percaya buka saja di halaman 251-254. Inilah yang menambah kecurigaan saya terhadap pengurus HMI Cabang Semarang atas surat yang dikeluarkan tersebut.
Pertama, kalaupun memang surat itu bukan di keluarkan oleh sekertaris umum HMI Cabang Semarang dan berdasarkan pada rapat harian dengan pengurus yang lainnya, maka hal ini bisa dikatakan sebagai penyalah gunaan wewenang, karena ada peluang untuk memalsukannya, toh surat itu broadcast WA dengan format pdf. Kedua, kalaupun surat itu dikeluarkan oleh sekertaris umum, maka saran saya sekertaris umum HMI Cabang Semarang harus belajar banyak dalam tata cara menulis surat. Serta jangan mengada-ngada dan seakan-akan membuat pedoman kesekretariatan sendiri, jelas-jelas surat tersebut tidak sesuai dengan kesepakatan kongres ke-31 HMI di Surabaya.
Saran saya untuk sekertaris Umum HMI Cabang Semarang, jangan hanya saja menekan tertib surat-menyurat kepada kader korkom maupun komisariat, tapi sekertaris umum perlu juga banyak belajar di pedoman kesekretariatan hasil kesepakatan kongres. Dan bisa saja memang surat ini di buat keburu-buru, karena di sebabkan spontanitas instruksi proyek. Ketiga, kalaupun itu surat di bikin-bikin oleh pihak lain, selain dari pada sekertaris umum, katakanlah, ada kader yang nakal, maka itu adalah penyalahgunaan wewenang olehnya. Sudah sepatutnya sekertaris mum HMI Cabang Semarang dan ketua umum HMI Cabang Semarang bersikap, entah itu dimintai klarifikasi maupun ditindak secara tegas yakni pemecatan. Sebab tanda tangan yang tertera ialah, tanda tangan ketua umum dan sekertaris, artinya merekalah yang harus bertanggung jawab penuh dan seutuhnya
Saya juga membaca gerakan "Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara" di berbagai daerah, grand isunya sama yakni mafia tanah, bisa kita cek di google, kita ketik Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara melakukan gerakan, maka akan muncul berita yang berhamburan.
Undangan konsolidasi tersebut untuk seluruh kader HMI Cabang Semarang, bukan berdasarkan undangan untuk komisariat, disini bisa kita katakan bahwa kita semua punya hak untuk mendesak pengurus cabang segera mengklarifikasi atas konsolidasi abal-abal tersebut. Sebab membahas sebuah gerakan dan perjuangan tidak se-sekejap apa yang meraka bangun atas nama Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara itu. Saran saya pengurus cabang semarang untuk segera menjalankan kewajibannya yakni Rapat Pimpinan Komisariat (RAPIMKOM) ditingkat HMI Cabang Semarang.
Supaya di forum tersebut kita bisa melihat pertanggungjawaban pengurus cabang atas surat konsolidasi dan kenapa Aliansi Mahasiswa Islam Nusantara yang dipakai pada saat gerakan itu berlangsung, apakah itu kesepakatan konsolidasi? Saya rasa tidak, jelas harus sama dengan di daerah lain, sepemahaman saya, nama aliansi boleh beda namun subtansi gerakannya yang harus sama, artinya kita boleh menarik kesimpulan atas tindakan serampangan dan sempit secara pemahaman dan buta dengan kondisi sosial yang objektif.
Tindakan yang dilakukan oleh pihak Pengurus Cabang Semarang hari ini sudah berlebihan dan keterlaluan atas nama isu Wadas namun ketika dilapangan justru membahas mafia tanah. Dalam rilis kajian jelas substansinya adalah menolak tambang Andesit di Desa Wadas. Tapi berdasarkan pokok tuntutan yang dimuat dalam kanal media Indoraya.news, isu Wadas tidak sama sekali disentuh. Justru entah siapa, Haji Sutrisno yang mendapat porsi lebih. Mungkin, mereka menipu kader dengan alasan Wadas. Tidak berperikemanusian seandainya benar demikian. Tapi tidak apa-apa, memang ada korelasi perampasan tanah dan Wdas, akan tetapi ketidaklinearan antara substansi kajian dan aksi menjadi dasar saya menilai bahwa mereka bergembira dan sukaria di atas penderitaan masyarakat wadas. Bisa kita uji apakah gerakkan ini hanya sampai di jilid I ataukah akan berlanjut? Maka tunggulah undangan selanjutnya, akan tetapi sebelum ada undangan yang dikeluarkan oleh sekertaris umum, saran saya harus sesuai dengan pedoman kesekretariatan, (baca pedoman kesekretariatan). Harus sekertaris umum sadari sepenuhnya HMI mempunyai pedoman khusus, bukan berdasarkan, semau gue secara serampangan. Dan yang ke dua, harus didahulukan ada klarifikasi atas gerakan yang di bangun pada tanggal 11 juli 2023 kemarin.
Saya rasa kalau pengurus cabang tidak kalang kabut, maka niscaya mereka akan keluarkan surat untuk mengumpulkan anggota HMI Cabang Semarang, guna melakukan klarifikasi atas mereka perbuat. Dan jikalau pun hal itu tidak terbukti bersalah, saya yakin mereka akan klarifikasi dengan gagah dan bermarwah bak sang pemberani. Sebaliknya kalaupun mereka tidak respon (hening), maka saya bisa pastikan mereka yang paling hina dan tidak tau malu atas apa yang mereka perbuat.
Salam perjuangan!!!
Salam pengurus Hmi cabang semarang menumpas mafia tanah di atas muka bumi!!!