Ditulis Oleh Afriansyah, Anggota Candradimuka
Indonesia Emas tahun 2045. Jargon inilah yang sering kita
dengarkan akhir-akhir ini disetiap momentum ketika pemerintah menerapkan
kebijakan serta dalam
acara seminar dan sosialisasi kepada masyarakat. Lalu apa yang dimaksud dengan Indonesia Emas
tahun 2045 ini? Dilansr dari laman Kemenko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Indonesia Emas ini adalah
dimana Indonesia akan diperkirakan mencapai masa keemasan pada tahun tersebut.
Pada saat itu pemuda atau penerus bangsa berada pada titik yang produktif. Pada
tahun 2045 Indonesia akan mendapatkan bonus demografi yaitu jumlah penduduk
indonesia 70 persennya dalam usia produktif.
Secara keseluruhan Visi Indonesia 2045 yaitu
mewujudkan tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia yang lebih baik dan merata
dengan kualitas manusia yang lebih tinggi, ekonomi Indonesia yang meningkat
menjadi negara maju dan salah satu dari 5 kekuatan ekonomi terbesar dunia,
pemerataan yang berkeadilan di semua bidang pembangunan, dalam bingkai NKRI
yang berdaulat dan demokratis. Itulah visi Indonesia emas pada
tahun 2045.
Perlu diketahui visi
Indonesia tersebut dibagun dengan 4 pilar pembangunan, yaitu: pembangunan
manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan serta teknologi, pembangunan ekonomi
berkelanjutan, pemerataan pembangunan, serta pemantapan ketahanan nasional dan
tata kelola pemerintahan. Apakah mungkin
Indonesia akan mencapai generasi emas tahun 2045?
Mulai dari yang pertama
yaitu pembangunan manusia. Saya kira pembangunan manusia bukan hanya
disampaikan dalam ceramah-ceramah hanya untuk mendapat tepuk tangan dari
masyarakat, akan tetapi pemerintah harus lebih serius dalam hal ini dalam yaitu
perbaikan pendidikan di Indonesia. Coba kita lihat kondisi pendidikan kita saat
ini, sangat miris. Mulai dari
pembangunan infrastruktur pendidikan, masih banyak sekolah-sekolah yang kondisi
bangunannya kurang mendukung proses belajar mengajar. belum lagi fasulitas
didalamnya yang sama sekali jauh dari kata maksimal, bahkan kata minimal pun
kadang terlalu bagus. Hal ini menggambarkan fasilitas penunjang dari pendidikan
kita.
Tujuan pendidikan kita
saya rasa sudah melenceng jauh, bukan untuk mencerdaskan malah akan melahirkan
orang-orang yang sudah di dsain untuk siap bekerja dengan kata lain hal ini
akan melahirkan pembodohan. Kemudian praktik kapitalis dalam pendidikan kian merajalela,
sekolah-sekolah dan kampus hanya mementingkan keuntungan bukan lagi kepada
kebermanfaatan dari pendidikan. Saya rasa harus perlu revolusi dalam pendidikan
untuk menuju Indonesia emas, pembangunan perpustakaan dimana-mana untuk
meningkatkan tingkat literasi masyarakat di Indonesia.
Kemudian yang kedua
terkait pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Untuk
itu, model pembangunan ekonomi berkelanjutan adalah model pertumbuhan yang
mengintegrasikan pertumbuhan ekonomi dengan kelestarian lingkungan hidup dan
keadilan sosial. Jika kita melihat
pertumnahan ekonomi saat ini memang secara persentase ada pertumbuhan, akan
tetapi pertumbuhan ini seolah tidak percaya melihat kenyataan di lapangan,
misalnya tingkat kesenjangan social yang semakin melebar, pembukaan lahan hutan
untuk lahan bisnis yang menngakibatkan perubahan iklim. Rasa-rasanya hal ini
bertolak belakang dengan visi Indonesia emas.
Selamjutnya pemerataan pembangunan.
Kita banyak berdiskusi terkait hal ini. Memang hal ini adalah yang menjadi isu
sensitif juga. Perbandingannya sudah pasti daerah jawa dan luar pulau jawa.
Tidak bisa dipungkiri jawa memang pusat pembangunan diindonesia dari segala bidang
jika dibandingan dengan daerah lain. Jika saya tidak paparkan disini pun kalian
pasti paham apa yang saya maksud. Makin jauh dari ibu kota maka akan semakin
sulit. Pemerataan seperti ini bukan hanya dilakukan dalam waktu beberapa tahun
saja dan bukan hanya dilihat dari bonus demografi usia masyarakat yang
produktif pekerja. Butuh kesadaran total dari pemerintah, jika bisa konsep
Negara harus ada kajian ulang.
Terakhir yaitu tata kelola
pemerintahan. Satu kata untuk membahas persoalan ini, “bobrok”. Bukan tidak
punya alasan, mungkin di daerah perkotaan lebih baik. Coba kita kita ke daerah
kabupaten, kadang bikin pusing sendiri. Hal saya rasa tidak akan mungkin menuju
Indonesia emas. Kalaupun jadi yahh alhamdillah. Tetapi itu mustahil.
Masih banyak fakta yang ingin kita
bahas terkait jargon Indonesia emas rasanya hanya omong kosong belaka dari
pemerintah. Korupsi merajalela, utang Negara semakin naik, pembagunan bukan lagi untuk manfaat masyarakat tetapi hanya untuk keuntungan
oligarki dan masih banyak lagi.
Kalau menurut hemat penulis, Indonesia emas adalah Indonesia yang mengratiskan pendidikan,
kesehatan, tidak adanya pengemis di jalanan, tidak adanya yang lapar, dan tidak
adanya yang tidak mempunyai rumah, Itu baru Indonesia emas. Jika konsep
Indonesia emas yang digaungkan selama ini itu hanya melahirkan para pekerja
yang rajin dibawah budak kapitalis. Hal ini hanya akan memnguntungkan para
pemilik modal belaka bukan kebermanfaatan kesejahteraan masyarakat Indonesia..
Pada dasarnya pendidikan tidak hanya terbatas pada sekolah/universitas, bahkan siswa keluar dari pagar sekolah/kampus pun proses pendidikan masih terus berjalan. Pendidikan bukan hanya tanggungjawab guru melainkan semua elemen bertanggungjawab atas pendidikan. Perlu adanya sikap terbuka dan kesatuan pemahaman dari semua pihak mulai dari orang tua, guru, sampai pemegang kebijakan dalam memandang arah tujuan pendidikan.
BalasHapusNgomong", arah tujuan pendidikan indonesia 🤔 Dalam pendidikan formal, setiap ganti menteri, berubah juga kurikulum yg diterapkan. Perubahannya didasari oleh penelitian evaluasi ataukah "yg penting berubah".
Khawatirnya perubahan kurikulum yg terlalu cepat dan "mengharapkan" hasil instan, akan melahirkan generasi" yg cara berpikirnya juga instan (selain dampak dari perkembangan teknologi informasi).