Penulis: Umarul Faruq
DISCLAIMER : TIDAK BERMAKSUD MENDISKREDITKAN SUATU GOLONGAN. TULISAN SAYA BERPOTENSI MENYINGGUNG, JIKA ANDA BERSUMBU PENDEK DAN TIDAK BISA MENERIMA PERBEDAAN PENDAPAT TOLONG STOP MEMBACA TULISAN INI DAN LANJUTKAN HIDUP ANDA YANG MENYENANGKAN :)
Akhir-akhir ini saya berpikir tentang sistem pembelajaran di pesantren khususnya pesantren di Indonesia yang rasanya kurang efisien. Sebelum menulis ini saya berpikir apakah saya harus menuliskannya? Kemudian terbesit, sepertinya saya punya cukup kapasitas untuk menuliskan ini, mengingat saya lahir dan besar di lingkungan pesantren, menimba ilmu di pesantren juga pernah walaupun gak lama-lama banget.
Langsung saja, yang saya lihat dan rasakan pembelajaran di pesantren sangat lekat dengan pembelajaran satu arah yang artinya santri hanya mendengarkan dan ustadz yang menerangkan, ini kurang efisien karena santri jadi tidak bebas berekspresi menuangkan apa yang ada di dalam pikirannya, kita semua tahu bahwa ustadz jelas lebih banyak ilmunya dibandingkan santri tapi, tidak menutup kemungkinan santri tahu apa yang santri tidak tahu.
Dan yang di takutkan adalah karena tidak adanya ruang untuk menuangkan isi kepala santri jadi malas untuk belajar mandiri atau mencari referensi belajar lain selain dari apa yang ustadz beri adan arahkan, Padahal ilmu agama itu banyak perbedaan pendapat sepertinya asik jika di beri ruang diskusi. Apakah ini berkaitan dengan pandangan orang-orang bahwa Islam itu kaku? padahal menurut saya islam itu fleksibel. kemudian, Apakah ini berkaitan dengan budaya masyarakat kita yang menganggap bahwa beda pendapat = melawan, di tambah lagi bumbu budaya menghormati orang yang lebih tua yang masih sangat kental di masyarakat kita.
Ahh, saya jadi ingat dengan kebiasaan masyarakat kita yang suka membungkam mulut orang yang lebih muda hanya karena berbeda pendapat, biasanya kata-katanya seperti ini "ahh, kamu masih kecil tau apa??. Diem, kamu masih bau kencur!!", Padahal yang keluar dari mulut mereka belum tentu sepenuhnya salah atau keliru. Dan kita sama-sama tahu islam mengajarkan LIHATLAH UCAPANNYA BUKAN ORANGNYA.
Kemudian masih berkaitan dengan sebelumnya, di pengajian sehari-hari jarang banget ada kegiatan tanya jawab yang di lakukan oleh yang sedang di ajar dan tenaga pengajar. Saya tidak tahu apakah di semua pesantren kasusnya sama dengan yang saya temui, Dan kemungkinannya hanya dua yaitu antara santri yang tidak mau bertanya kepada ustadz atau sebaliknya ustadz yang kurang memberikan kesempatan santri untuk bertanya.
Kemudian menurut saya sistem pembelajaran di pesantren itu overall membosankan, sekali lagi SISTEM PEMBELAJARANNYA BUKAN ISI PEMBELAJARANNYA, gw capslock tuh. Padahal kalo gak salah pesantren sendiri merupakan lembaga pendidikan paling tua di Indonesia, kayanya kalo di upgrade sistem pembelajarannya menjadi lebih efektif dan menyenangkan akan lebih banyak anak yang ingin belajar di ponpes.
Mungkin segitu dulu, nanti kalo ada tambahan akan saya perbarui.
Terimakasih, wassalamu'alaikum.