Tahun ajaran baru dibangku sekolah maupun perkuliahan sudah berjalan setengah semester di dunia pendidikan Indonesia. Pembelajaran yang kini tengah berjalan sudah dapat berlangsung secara offline atau tatap muka setelah kurang lebih dua tahun lebih diserang oleh corona sehingga sistem pendidikan dilakukan secara daring. Pembelajaran daring ini dirasakan oleh semua jenjang pendidikan yaitu dari anak-anak hingga dewasa atau mahasiswa.
Apabila mendengar kata mahasiswa, maka sudah tidak asing lagi di telinga dengan berbagai macam aktivitas yang dilakoninya, salah satunya yaitu menjadi aktivis kampus baik intenal maupun ekstrenal. Adapun salah satu organisasi ekstra kampus yang digandrungi para mahasiswa dalam memfasilitasi softskill adalah HMI.
Himpunan Mahasiswa Islam atau yang lebih dikenal dengan istilah HMI merupakan himpunan mahasiswa Islam tertua dan terbesar di Indonesia yang lahir pada tanggal 5 Februari 1947 atas prakarsa dari salah satu pahlawan nasional yaitu Lafran Pane.[1] Sejak berdirinya HMI hingga saat ini tentunya jumlah kader yang terhimpun di dalamnya sangat banyak dan tersebar di seluruh Indonesia bahkan mancanegara.
Perkaderan di HMI ini rutin dilakukan setiap tahunnya, bahkan minimal setiap sebulan sekali menyesuaikan dengan wisuda, tahun ajaran baru dan lain sebagainya. Pada intinya perkaderan di HMI senantiasa dijaga walaupun di tengah berbagai macam kondisi yang sedang terjadi. Misalnya, saat diserang oleh pandemi virus corona.
Selama pendemi, perkaderan di HMI turut menyesuainya dengan perkembangan zaman dan melihat situasi yang ada. Para kader HMI menyepakati diadakannya perkaderan online dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada. Teknologi bukanlah suatu hal yang harus dibenci, merasa tersaingi dan lain sebagainya. Teknologi haruslah dijadikan sahabat yang dapat menolong dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, dalam hal ini adalah perkaderan di HMI.
Perkaderan online menjadi salah satu solusi untuk menjaga regenerasi para kader. Walapun secara online, proses perkaderan tersebut diikuti dengan khidmat oleh para calon kader dan kader. Salah satu komisarat di HMI yang berhasil menyelenggarakan sistem perkaderan online yaitu HMI komisarait FPP UNDIP.[2] Agenda telah terlaksana dengan lancar melalui zoom meeting pada tanggal 23-25 Maret 2021.
Perkaderan secara online tidak harus dihapuskan, melainkan tetap dijaga untuk mengatasi masalah atau tantangan yang menerpa. Misalnya, terdapat calon kader yang ingin menjadi bagian dari HMI namun terhalang oleh jarak, waktu dan biaya. Maka, dengan melaksanakan perkaderan online ini dapat dicoba untuk mengatasi masalah tersebut. Selain itu, dengan melaksanakan perkaderan secara online ini dapat menambah jaringan para pengelola maupun peserta yang lebih luas. Misalnya, apabila di dalam perderan berlangsung, para instruktur yang mengelola dapat dikolaborasikan dengan para instruktur dari daerah luar yang sebelumnya belum pernah kenal sama sekali.
Sistem perkaderan online ini mulai muncul dan diterapkan sejak Indonesia diserang wabah virus corona, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem perkaderan online ini merupakan warisan pandemi. Tentunya di dalam sistem perkaderan online ini memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Adapun kelebihan dari sistem perkaderan online ini yaitu dapat menjangkau kader yang lebih banyak dan beragam. Para calon kader tidak perlu untuk datang ke TKP training, melainkan cukup di tempat masing-masing dan mengikuti perkaderan dihadapan layar. Hal inipun dapat mensisati para kader yang statusnya adalah anak mahad atau anak pondok pesantren yang tidak dapat keluar beraktivitas di luar ketika malam harinya akan tetapi ingin berproses di himpunan.
Selain itu, dapat pula menjadi solusi bagi para mahasiswa asrama yang lingkungannya berorganisasi lain akan tetapi ingin berbagung di HMI, sehingga dengan cara mengikuti perkaderan online calon kader tersebut tidak dicurigai oleh yang lainnya. Kedual hal tersebut merupakan salah satu bentuk siasat yang dapat diterapkan di dalam lembaga perkaderan. Maka, dalam mendukung hal ini, para instruktur di HMI juga harus selalu meng-upgarade diri dengan perkembangan teknologi agar dapat menafaatkan kecanggihan teknologi yang tersedia di dalam mengelola kader di HMI. Misalnya, seorang instruktur haruslah menguasai zoom dan juga google form dengan baik agar pada saat memandu LK1 di zoom dengan mengarahkan peserta melakukan post test melalui google form. Jangan sampai seorang master (sebutan bagi para instruktur di HMI) justru kebingungan ketika berhadapan dengan seluruh peserta di dalam forum zoom. Ketika hal tersebut sampai terjadi maka dapat menurunkan kualitas kepercayaan para calon kader kepada HMI. Alasan dasar yang tidak dapat dipungkiri oleh para mahasiswa dalam sistem perkaderan online adalah uang administrasi dan transportasi.
Sebagian besar alasan dari para kader HMI belum juga melanjutkan jenjang perkaderan adalah karena tidak memiliki biaya. Terlepas dari adanya bantuan dari komisariat atau KAHMI yang turut berpartisipasi tentunya dalam mengikuti perkaderan ada biaya khusus yang harus disiapkan oleh setiap kader agar dapat tiba dan mengikuti perkaderan di tempat yang dituju. Maka, dengan mengikuti perkaderan online dapat mengehmat biaya tersebut.
Selain beberapa manfaat tersebut, terdapat pula kerugian dari adanya sistem perkaderan online di HMI yaitu para peserta yang mengikuti perkaderan tidak dapat sepenuhnya merasakan suasana di forum yang terjadi secara langsung, berinteraksi dengan sesame peserta dan para master. Tentunya hal ini akan mendapatkan velue dan rasa tersendiri apabila di dalam perkaderan terjadi secara langsung. Walaupun demikian, sistem perkaderan online ini tetap dilestarikan oleh para pengelola di HMI, salah satunya adalah HMI Cabang Semarang. Pengurus HMI Cabang Semarang memfasilitasi sistem perkaderan online di HMI[4]. Hal ini dapat dilihat di dalam buku panduan perkaderan di HMI Cabang Semarang. So, bagaimana dengan para pengelola perkaderan HMI di Cabang lain, mau melanjutkan serta melestarikan sistem perkaderan online yang merupakan bagian warisan pandemi atau mau meninggalkan dan full melaksanakan perkaderan secara tatap muka?.
Waulohu’alam bishowab.